Forefer LOve
Forever Love
Malam itu
malam itu setelah pulang dari rutinitas ngedate, angga seorang pelajar kelas 3 SMA widianda 205 jakarta yang setiap hari kerjanya hanya pacaran saja kecapean, capek pikiran tepatnya. karena baru mengalami tragedi putus dengan salah satu pacarnya.
"Kenapa bisa ketahuan, walaupun pacarku banyak gak pernah separah ini,aku cinta sama dia sayang sama dia seperti pacar-pacarku yang lain". pikiran angga yang lagi kacau bergerumbul membumbung tinggi seakan-akan mau meledak sambil duduk melamun sesekali menghembuskan nafas penyesalannya.
"aku memang begini, aku masih ingin bersenang-senang, kita jalani aja semua ini tidak usah mengakhirinya, aku sayank sama kamu dan mungkin sekarang kamu tahu kalau aku seorang playboy, aku juga tahu kalau kamu sebenarnya cinta sama aku sinta"?
"Enak sekali kamu bilang begitu, kamu tidak memikirkan perasaanku,kamu hanya sibuk,sibuk,sibuk dengan mereka dengan pacar-pacarmu. Memang benar aku cinta sama kamu tapi itu dulu sekarang aku tahu kalau kamu playboy bajingan. aku ingin putus sama kamu dan aku tak ingin mengenal kamu lagi". sinta menangis tersedu dan seakan hidupnya sudah hancur saat itu.
Sinta meluapkan kesedihannya saat malam itu juga dan sekarang dia sangat depresi sekali, hilang semangatnya,mungkin ini kisah paling berat dihidupnya karena sudah mencintai laki-laki playboy bajingan, sekarang sinta lebih sering menghabiskan waktunya sendirian dikamar, terkadang menangis jika dia mengingat saat malam itu.
Sinta ingin sekali melupakan kejadian malam itu yang sempat membuat hidupnya hancur, tapi terkadang dia menangis kembali karena sakit hatinya. pukulan yang berat saat itu mengenai hati seorang sinta,
"Aku harus semangat, masa hanya gara-gara playboy bajingan aku terus-terusan begini, aku ini wanita cantik, menarik, masih banyak cowok-cowok diluar sana yang lebih baik dan nggak bajingan seperti dia.
aku cinta sama dia, tapi cinta itu yang akan menyiksaku kalau terus aku pertahankan". tika sebagai sahabat sejatinya mendengarkan semua cerita sinta, tika terus menyemangati, memberikan motivasi kepada sinta, awalnya tika sempat putus asa dengan keadaan sinta yang waktu itu hanya duduk terdiam dirumah, melamun, tidak mau makan, dan kadang meneteskan air mata.
"sinta kamu tahu cowok kelas 3 Ipa 1, ada cowok yang suka sama kamu, dia pengen kenalan sama kamu, dia pernah tanya-tanya tentang kamu.
"Yang mana tika orangnya, masak ada sih yang suka sama aku yang habis putus, Emang dia gak tahu kalau aku habis putus"?sinta yang sangat antusias.
"Justru itu dia pengen menghibur kamu dan dia pengen dekat sama kamu dia ingin membantumu melupakan cowok bajingan itu".
Pertemuan
Siank yang panas menyengat sepertinya panas siank ini seperti panas yang di rasakan sinta ketika melihat angga menggandeng salah satu adik kelasnya. Sinta yang saat itu duduk di taman sedang mengobrol dengan tika, tiba-tiba sinta terdiam. Sesaat itu juga keluar air mata menetes sedikit dipipi sinta. Tika yang masih asik bercerita tak melihat sahabatnya sedang menangis. Angga yang saat itu sedang berjalan di koridor kelas bersama adik kelasnya riska sesaat sadar ketika dia melihat sinta melihatnya dan sedang dalam keadaan menangis langsung saat itu juga angga melepaskan tanganya dari tangan adik kelasnya. Angga terdiam tidak tahu harus bagaimana menghadapi waktu yang tidak mengenakkan ini. Angga sedikit salah tingkah saat riska adik kelasnya bertanya.
"ada apa kak, kok kakak diam saja"?
"Enggak kok riska enggak apa-apa. Aku duluan ya". angga lari menuju taman. Sinta langsung lari ketika angga melihatnya sedang menuju ke arahnya, menangis menuju ke kelasnya tak menghiraukan tika yang saat itu masih bercerita menghiburnya.
tika yang langsung sadar saat itu memanggil sinta namun tak dihiraukan oleh sinta. sinta mau kemana. tika mengikuti sinta berlari menuju kelasnya.
"Sinta kamu kenapa,kamu berlari seakan tak pernah ingin melihat kebelakang lagi, apa yang kamu rasain sekarang apakah kamu teringat lagi sama dia atau kamu malah melihat dia. kamu harus bisa melupakannya tahukah kamu semua yang kamu rasakan itu hanya akan membuatmu menjadi wanita lemah. Kamu harus bisa sinta melupakannya. Semua yang terjadi jadikanlah sebuah pengalaman, mungkin itu memang menyakitkan aku juga pernah mengalami seperti apa yang kamu hadapi sekarang dan aku mungkin enggak bakalan bisa disini jika tak bisa melupakan hal-hal sepele seperti ini". tika yang saat itu mencoba memberikan pengertian kepada sinta yang sangat sedih sekali menangis dimeja dengan muka tertutup kedua telapak tangannya dengan disandarkan diatas meja sekolah. Meratapi nasibnya sebagai kaum wanita yang lemah, hanya ingin membalas perkataan tika yang berkata bahwa itu hanya masalah sepele,sinta pun tersentak dan meluapkan emosinya ke tika yang saat itu duduk di sampingnya.
"Apa kamu bilang hal-hal sepele. Semua yang aku rasakan saat ini tak semuanya bisa kamu rasakan, aku yang menjalani, aku yang mengalami dan aku juga yang merasakan. tika kenapa aku susah sekali untuk melupakannya, aku cinta sama dia juga sayank, tika apakah yang dirasakan angga juga sama seperti apa yang aku rasakan, kenapa dia bersikap seakan aku bukan apa-apa dan kenapa dia begitu cepat bisa melupakan kejadian malam itu, tika tadi aku melihatnya, melihat angga sedang jalan berdua bersama adik kelasnya.kenapa aku sangat sakit sekali melihat itu, aku tak tahu harus berbuat apa semua yang terjadi hanya akan membuatku terus begini, terus terpuruk, terus menangis. Aku ingin bangkit tika seperti apa yang kamu bilang, tapi aku tak bisa mengendalikan hati dan air mata ini. Semua terjadi begitu saja. Sepertinya aku ingin mati saja, biar semua tahu bahwa aku seorang wanita yang lemah, wanita yang tersakiti karena cinta, karena kebodohannya memikirkan laki-laki hina seperti dia. Andai aku bisa mengulang waktu tika aku gak akan dan gak mau kenal sama dia tapi disisi lain aku bahagia bisa merasakan cinta bersamanya".
DIARY SINTA sabtu,17 Februari 2005
Perkataan manismu yang mengakhiri perjalanan cinta berliku ini. Cintamu yang tak pernah membuat diri ini nyaman sikapmu membuatku terdiam, kesempatan demi kesempatan telah ku beri, tapi memang kelakuanmu yang tak bisa kau ubah membuat diri ini geram.
Sejak dulu kau memang menjadikanku pelabuhan cintamu. Tak sadarkah kau aku ini wanita bukan dermaga cintamu.
setelah lelah berlayar dan berhenti sejenak lalu pergi dengan kesan tak menyenangkan.
Begitu tulusnya aku mencintaimu, menunggumu, menemanimu dalam kondisi sesulit apapun aku setia dalam suasana apapun.
Letih melihatmu terus seperti ini. Ingin rasanya mengabaikan perasaan ini, menyingkirkannya sejenak segala rasa yang ada.
Aku tak pernah minta lebih darimu, harta, bahkan tahta, tak kuinginkan. Yang ku mau mengertilah dan tengoklah aku walau sebentar dengan semua rasa yang kau punya untuk ku.
Aku mencintaimu seperti bintang yang mencintai malamnya. Seperti matahari yang setia pada sinar siangnya.
Sayang ketahuilah semua wanita di dunia manapun ingin dicintai dan dihargai.
Kesalahan
Didalam sebuah kehidupan semua insan memiliki sesuatu yang mungkin baginya tidak akan bisa di lupakan walau sekecil apapun itu.
Kemungkinan untuk bangkit sangat besar bagaikan 7 diantara 10 orang. sayang sekali sinta tidak diantara 7 orang itu yang berhasil bangkit.
Di tengah hirup pikuk persiapan menghadapi ujian akhir Nasional para guru dan murid terlalu serius dengan dirinya masing-masing. Hanya tika sahabat sejatinya yang bisa menghibur di dalam sekolahan yang baginya menjadi neraka hatinya.
Angga yang saat itu masih menaruh hati kepada sinta, tak jarang dia pura-pura lewat depan kelas sinta dan sesekali menengok lewat jendela melihat-lihat berharap bisa menemukan sinta di dalam kelas.
"sinta sebenarnya aku masih ada perasaan sama kamu, aku tahu akulah yang salah telah menduakanmu, lebih dari itu semua hanya karena keegoisanku yang belum bisa aku kendalikan". Angga membatin bengong di depan jendela sambil merenungi kesalahannya. Tiba-tiba dari belakang angga dikagetkan oleh teman-temannya yang baru kembali dari kanteen sekolahan.
"Kenapa brow kamu bengong disini, awas kesambet jangan-jangan kamu naksir ya sama cewek sini, sudahlah kamu kan sudah putus sama dia lupakan saja, cari lagi apa susahnya sih bagi seorang angga mencari pacar, bener gak temen-temen".
"Benar apa yang kamu bilang anton apa susahnya buat aku mencari pacar tapi tak semudah hati ku menerima semua ini, aku bisa saja melupakannya dari pikiranku, dari otakku, dan dari kehidupanku. hanya saja hatiku ini seperti punya pikiran sendiri, aku bisa menahannya dan semakin aku menahan rasa yang ada di dalam hati ini, semakin besar dorongannya menyuruh aku untuk kembali, untuk bisa memperbaikinya". angga begitu menyesali kebodohannya yang telah menyakiti hati sinta, di sisi lain angga juga sudah mendapatkan penggantinya,angga begitu bimbang antara mempertahankan sinta yang telah lama masuk dalam kehidupannya, yang baginya sangat susah sekali untuk dilupakan dari kenangan-kenangan yang pernah terjadi. atau menjalani kisah baru, lembaran baru, perjalanan cintanya bersama riska adik kelasnya yang lebih muda, lebih cantik, yang baginya adalah seorang malaikat kecil penghibur hatinya.
"Sudahlah angga tidak usah kamu memikirkan apa yang sudah terjadi, kamu harus fokus ke depan tidak usah memikirkan semua kesalahan ataupun kejadian-kejadian sebelumnya. Bagaimana dengan riska, apa kamu akan menyia-nyiakan dia, padahal kamu kan baru saja dekat dengan dia, cobalah untuk jadi seperti dulu, angga seorang killer seorang lelaki sejati yang menjalani kodratnya mendapatkan wanita-wanita yang diinginkannya".
"Iya benar apa yang di bilang anton, aku yang pernah pacaran di tinggal mati saja bisa mencari pengganti yang baru, awalnya memang seperti apa yang kamu rasakan susah sekali untuk di lupakan tapi itu hanya untuk beberapa minggu, mungkin dalam 2 minggu kamu sudah bisa melupakannya. Dulu aku sempat depresi beberapa minggu, kamu bayangin saja pacar aku dari masih duduk di bangku SMP sampai masuk kelas satu SMA, sudah 3 tahun aku pacaran sama dia dan apa yang terjadi, dia pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya. saat itu aku merasa bersalah sekali karena kenapa aku harus menolak tawaranya untuk mengantarkannya pulang, aku begitu menyesal setelah semuanya terjadi. Kamu tahu kan angga bagaimana aku begitu menyayangi indah tapi lihat sekarang aku bisa kembali seperti semula, aku melupakan semuanya walaupun sesekali ingat aku meneteskan air mata. Dan kamu harus seperti aku, seorang lelaki yang bisa di bilang lelaki adalah dia yang berani mengambil tindakkan dan tidak pernah menyesal atas keputusan dan konsekuensi yang di pilihnya.
"Terima kasih deden kamu benar dengan apa yang di katakan anton, aku harus memandang ke depan tapi aku ingin sekali saja, tolong biarkan aku mencoba memilih untuk memperbaiki apa yang sudah aku hancurkan. Aku ingin menebus kesalahan-kesalahan yang sudah aku perbuat. teman-teman, izinkan sekali saja aku mencobanya, aku berjanji aku tak akan mengulanginya".
Seperti halnya tika sahabat sinta, angga juga memiliki dua sahabat yang setiap harinya suka nongkrong bareng. Mereka terus memberikan solusi kepada sahabatnya angga.
DIARY ANGGA Senin, 19 Februari 2005
aku bodoh tak mensyukurimu
membuatmu begitu ingin membunuhku
Aku sadar aku telah menduakanmu
Dan kini kau pergi meninggalkanku saat aku merasa kaulah belahan jiwa yang mungkin tak ada penggantinya di dunia ini.
Terdengar suara bel berkali-kali, saat itu langit sedang mendung dan teman-temanku bergegas pulang meninggalkanku. Tika yang saat itu keluar melihat-lihat langit mendung beberapa menit kemudian masuk kembali dengan muka yang agak kusut, rupanya tika baru saja bertemu dengan angga.
"Hai Tika apa kabar"? angga penuh senyum menyapa tika mencoba untuk akrab yang saat itu lagi celingak-celinguk melihat-lihat langit.
"langit mendung kamu gak pulang, oh ya sinta mana dia masih di dalam".angga sambil melihat-lihat kedalam kelas.
"Hay juga, enggak bentar lagi mau pulang". Dengan nada judes tika membalas perkataan yang diucapkan oleh angga.
"Tika aku boleh sebentar saja berdua dengan sinta, aku ingin sekali bertemu dengannya dan aku juga ingin memperbaiki apa yang sudah aku perbuat selama ini kepada sinta, aku berjanji tidak akan menyakitinya lagi, mungkin aku sangat kejam tapi disisi lain aku menyesal telah melakukan itu tika".
"Buat apa kamu bertemu dengan sinta, apa kamu ingin membuatnya menangis lagi apa kamu belum puas telah membuat hidupnya menderita, kamu harus sadar dengan apa yang kamu pilih, kamu telah menghancurkan semua apa yang sudah kalian jalani selama ini. Lebih baik kamu pergi saja dari kehidupannya, tidak usah mengganggunya lagi".
"Tika Kali ini saja, aku berjanji tidak akan membuatnya menangis, aku mohon kepadamu ijinkan aku bertemu dengannya, kalau aku tidak berhasil membuat keadaan ini menjadi lebih baik, aku berjanji tika mungkin ini terakhir kalinya aku bertemu dengan sinta". Angga begitu ingin bertemu dengan sinta dan saat itu tika mencoba menghalang-halangi, karena tika merasa bahwa angga bersungguh-sungguh ingin sekali memperbaiki apa yang sudah terjadi, akhirnya tika memperbolehkannya bertemu dengan tika.
"Ok kalau begitu tunggu, aku mau bicara sama sinta terlebih dahulu, tapi ingat jika kamu membuat sinta menangis lagi seperti dulu aku akan mengusirmu".
"sinta,,,,?" tika yang saat itu langsung masuk ke dalam kelas dengan keadaan wajah yang agak kusut yang habis berdebat dengan angga.
"Iya tika ada apa, kenapa kamu. apa di luar sudah mau hujan.
"Tidak sinta aku di luar bertemu dengan angga, dia ingin bertemu denganmu, dia begitu ingin minta maaf sama kamu karena aku melihat dia sangat bersungguh-sungguh akhirnya aku memperbolehkannya menemuimu, apa kamu keberatan sinta, kalau kamu tidak ingin bertemu dengannya bilang saja nanti biar aku usir dia".
"Biarkan tika, aku ingin dengar dia mau bicara apa sama aku, aku juga kangen sama dia, tidak apa tika aku tidak keberatan, suruh saja dia masuk".
Akhirnya angga bertemu dengan sinta, yang saat itu bersungguh-sungguh ingin memperbaiki hubungannya. Mereka membicarakan tentang cinta mereka, yang sempat hancur hanya gara-gara keegoisan angga.
"Sinta apa kabarmu, apakah kamu baik-baik saja. aku sangat merindukanmu semenjak malam itu, aku tak bisa melupakanmu. Apakah kamu sama seperti aku sinta. Selama ini aku akui akulah yang salah telah membuatmu sakit, yang sering membuatmu menangis. karena aku belum menyadari, ternyata dirimulah yang paling berarti di hidupku. Sinta maksud aku datang kesini, aku ingin kita seperti dulu lagi kita jalani lembaran baru, memulainya dengan hal-hal yang menyenangkan, tidak usah kita mengingat-ingat masalah kemaren-kemaren, karena itu yang akan membuat kita terus bertengkar. Sinta aku tahu kamu masih sayang sama aku, cobalah sinta untuk memaafkan kejadian-kejadian masa lalu karena semua itu murni kesalahanku dan aku tak mau mengulanginya lagi, itu semua demi kamu sinta. Kamu mau kan kita pacaran lagi". Angga dengan sepenuh hati ingin sekali menjadi bagian dari hidup sinta untuk yang terakhir kali, angga begitu menyesal sampai seorang angga pun meneteskan air mata hanya demi hubungannya bersama sinta bisa seperti dulu lagi. siang itu mendung dan sesekali meneteskan air dari langit, sama seperti keadaan angga yang saat itu sangat sedih sekali dihadapan sinta. Tak beda dengan angga, Sinta pun juga meneteskan air mata, seakan tetesan air mata ini berirama seperti waktu yang membuat mereka hanyut dalam kesedihan satu sama lain. Tak lama hujanpun turun tapi tak begitu deras hanya hujan gerimis, membuat suasana dalam kelas yang sepi itu menjadi lebih dingin. Angga melepaskan jaketnya dan mengenakannya di punggung sinta yang saat itu masih duduk dimeja terdiam, menangis meneteskan air mata.
Hanya berselang beberapa detik setelah angga mengenakan jaket ke tubuhnya sinta, sinta pun menjawab pernyataan angga yang diliputi rasa penyesalan tersebut.
Keputusan
Udara menjadi sangat lembab setelah gerimis siang ini, tetapi hawa di siang ini mulai panas. Sinta melepaskan jaket yang dikenakan oleh angga tadi, secara perlahan sinta memberikan jaket tersebut sambil menjawab semua yang di ungkapkan oleh angga, dengan nada yang menahan sinta juga memberikan sebuah pertanyaan kepada angga yang menurut sinta perlu karena masih ada keraguan di hati sinta yang masih terluka belum sembuh karena pertengkaran malam itu.
"Angga kamu tahu kalau aku masih sayang sama kamu. Dan kamu tahu perasaanku yang masih tak bisa melupakanmu. Angga sebenarnya aku ragu dengan semua ini, dengan apa yang kamu ucapkan tadi. Kamu dengan seenaknya meninggalkanku saat aku butuh, aku mau mengajukan pertanyaan dan aku minta kamu menjawabnya jujur sesuai dengan apa yang baru saja kamu utarakan. Pertanyaanku coba kamu dengarkan baik-baik, Apakah sudah lama kamu menduakan aku, berapa hari kah, berapa bulan kah, atau dari pertama kita memulai hubungan kamu sudah ada main di belakang aku. Dan aku masih bingung sama kamu, kenapa kamu lebih memilih aku daripada wanita-wanita di luar sana yang, yah mungkin lebih cantik dari aku, lebih sempurna, dan lebih indah di matamu, yang satahu aku itu mata bajingan seperti matamu".
"Ya ampun sinta, apakah aku sebegitu hinanya di matamu, sampai-sampai keluar kata-kata yang tidak pantas di ucapkan oleh wanita secantik kamu untuk aku. Sinta aku begitu menyesal, tolong lah aku ingin memperbaiki ini semua. Aku ingin kita seperti dulu lagi. Aku akan menjawab semua itu dengan hati, dengan sejujur-jujurnya, walaupun itu berat bagimu yang mendengarkan dan sebagai pihak yang aku rugikan perasaannya. Aku harap kamu senang dengan kejujuranku, Aku bersamanya sudah enam bulan sinta setelah satu bulan kita menjalin hubungan. Tepatnya saat kamu sakit, koma beberapa hari karena jatuh dari motor bersamaku saat kita pulang dari nonton malam itu. Apakah kamu masih ingat. maafkan aku sinta saat itu aku hanya ingin sejenak tak ingin terlalu memikirkanmu, kamu selalu tidur-tidur sepanjang hari. Aku kesepian sinta, tidak punya tambatan hati untuk bercerita semua unek-unek yang ada ini. Aku memilih kamu karena aku tahu bagaimana terlukanya aku, sedihnya aku saat aku sadar setelah kehilanganmu. Semua mengalir begitu saja sinta, awalnya aku hanya ingin bersamanya sejenak beberapa hari atau beberapa minggu, tapi keadaanlah yang membuat aku menjadi lupa, menjadi lupa diri akan siapa diriku ini yang sudah menjadi milik orang lain yaitu kamu sinta".
Diluar, suasana mulai panas tetapi kabut yang tipis belum juga menghilang. Tika yang masih setia menunggu sahabatnya di depan kelas yang sesekali memainkan HP nya terlihat kebosanan yang tersirat dari raut mukanya. Tiba-tiba tika di kagetkan dengan datangnya riska, tika tidak kenal dengan gadis ini namun riska bertanya kepada tika.
"kakak belum pulang, atau kakak menunggu seseorang, menunggu di jemput barang kali. Kakak kenalin nama aku riska"?
Riska yang saat itu didepan kelas saat angga dan sinta berdebat, ia mendengar begitu saja semua yang di katakan oleh angga yang saat itu menjelaskan hubungan gelapnya di belakang sinta. riska pura-pura mengacuhkan semua itu padahal hatinya sudah perih mendengarkan angga berbicara kepada sinta dengan nada yang yah bisa dibilang dari hati ke hati, riska malah duduk disamping tika.
"Kak aku ikut duduk ya".
tika yang saat itu masih dalam keadaan melamun sambil memainkan HPnya juga tak menghiraukan kehadiran riska. Riska terdiam terus konsentrasi mendengar percakapan angga dan sinta yang semakin membuat hatinya panas. Sampai akhirnya tidak kuat menahan panas dihatinya dan secara spontan riska berjalan masuk kelas dalam keadaan menangis dan mengucapkan kekecewaannya dengan nada terbata-bata kepada angga.
"Kak angga aku kecewa sama kakak, kakak bohong sama riska. Riska sakit hati sama kakak. riska tidak mau lagi kenal dengan kakak". Dengan nada yang keras setengah berteriak riska mengungkapkan kekesalannya sekaligus kekecewaannya, saat itu riska sudah terlanjur nyaman dengan angga walaupun belum ada ikatan yang menurut mereka hubungan mereka seperti teman bukan teman ataupun pacar bukan pacar. Tika yang saat itu langsung sadar karena dikagetkan dengan suara keras yang diucapkan oleh riska langsung ikut masuk kedalam kelas. Tapi tika tak bisa berbuat apa-apa melihat keadaan yang sangat kacau seperti ini.
angga begitu terkejut dengan kehadiran riska. Suasana menjadi sangat panas tak sebanding dengan panas cuaca setelah hujan namun panas ini menunjukkan betapa rumitnya hubungan cinta mereka.
Sinta yang waktu itu pernah melihat angga bergandengan dengan riska saat jalan di koridor kelas. Hanya bilang kepada angga.
"Angga kamu selesaikan dulu urusan kamu dengan pacar baru kamu". dengan nada yang rendah namun dengan pengucapannya yang menunjukan bahwa sinta begitu membenci angga membuat angga sekejap lemas tak tau harus membalas ucapan sinta seperti apa.
"sinta jangan pergi dulu aku bisa menjelaskan semua ini". angga yang panic begitu mencemaskan keadaan sinta yang saat itu langsung pergi meninggalkannya.
"tika ayo kita pulang tidak penting terus berada disini".
"Sinta aku mohon tetaplah disini aku bisa menjelaskan semuanya". begitu mengenaskan angga yang saat itu memohon kepada sinta untuk tetap tinggal sejenak.
"riska kenapa kamu kesini". setengah marah angga bertanya kepada riska.
"Aku yang seharusnya bertanya sama kakak, kenapa kakak disini. Apa hubungan kakak dengan cewek tadi". Dengan nada yang tinggi juga riska membalikkan semua pertanyaan angga.
Keadaan menjadi lebih memanas namun tidak terlalu tegang seperti keadaan sebelumnya saat riska tiba-tiba datang ketika angga dan sinta membicarakan hubungan mereka yang di ujung tanduk.
"riska sayangku cewek tadi itu mantan kakak, dia ingin sekali balikan dengan kakak. Dan tadi kakak berdebat sama dia karena kakak menolaknya kemudian dia tidak terima".
Memang kodratnya laki-laki angga sangat pintar sekali mencari alasan-alasan untuk menutupi kebusukannya. Dan saat itu riska percaya begitu saja dengan apa yang di ucapkan oleh angga. Suasana sekarang lebih tenang lebih nyaman, waktu sudah menunjukkan pukul setengah 3. Sinar matahari di luar sudah mulai meredup. Angga dan riska masih tetap di dalam kelas, suasana hati mereka kembali seperti semula sebelum kejadian-kejadian ini dialami. mereka pun masih menikmati keadaan mereka masing-masing dengan suasana yang sangat sepi menjadikan mereka lebih bergairah. Angga memegang pundak riska, kemudian naik ke leher dan menyentuk pipi riska. Riska sangat senang saat disentuh lehernya dengan tekanan mengambang membuat bulu kuduknya merinding. angga dengan sigap mencium bibir manis itu dengan penuh gairah sama seperti yang dirasakan oleh riska. Detak-detak suara jarum jam tak menyurutkan hasrat. Angin yang berhembus dingin membuat pelukan mereka semakin erat.
"Kak aku sayang sama kakak, kakak jangan meninggalkan aku ya".
Angga yang masih sibuk dengan lehernya riska tak begitu mendengarkan apa yang diucapkan oleh riska, hanya menjawab
"iya". dalam setiap ucapan riska. Riska yang sangat senang sekali lehernya dimainkan oleh angga. Dan angga juga senang dengan erangan dan desahan-desahan riska yang membuat keadaan lebih hangat sampai lupa dengan waktu. tiba-tiba handphone riska berbunyi, nada sms memecah keheningan saat ini. sms dari ibunya riska menanyakan kenapa riska belum pulang, saat itu juga angga sadar bahwa kelas akan di kunci kembali setelah pukul 15:00. Angga kemudian mengajak riska keluar kelas dan mengantarkannya pulang.
Kesenangan
“Anton, kamu kenapa baru datang kita sudah menunggumu disini dari sore". Teriak deden yang setengah bercanda memberikan komentarnya untuk deden yang saat itu baru datang.
“Iya maaf brow tadi dirumah ada sedikit kerjaan, jadi ya ginilah aku telat". Sedikit penjelasan anton untuk deden dan angga. Dengan cepat angga membalasnya dengan rasa ingin secepatnya bercerita tentang kejadian tadi siang.
"Teman-teman aku ingin cerita kejadian tadi siang yang aku alami". dengan nada yang semangat membuat anton dan deden penasaran.
"Kejadian apa angga, ayo cepat cerita"? Kata anton yang setengah mati penasaran.
"Iya ayo cepat ceritakan", deden menambahkan sedikit. Angga menceritakan semuanya kepada teman-temannya. Angga memang sangat pintar sekali kalau menyangkut masalah cewek. Riska yang saat itu jelas-jelas memergoki angga dan sinta saja bisa percaya kalau itu bukan masalah yang serius setelah mendapatkan penjelasan dari angga.
malam yang dingin ditempat biasa mereka nongkrong sambil bercerita-cerita. Dipinggir jalan protokol JL MH THAMRIN sedikit masuk kedalam daerah MONAS, mereka betah sekali disana, jelas disana banyak sekali anak muda nongkrong. Tentu saja yang membuat mereka betah adalah gadis-gadis yang juga disana bersama dengan teman-temannya dengan pakaian yang sedikit minim membuat angga cs ngiler dibuatnya. Desi dengan pakaian atasnya teng top dengan sedikit kelihatan belahan dadanya. Seakan sudah biasa dengan keadaannya tersebut, memakai celana pendek ketat yang sangat pendek sekali. Dengan rambut lurusnya yang sedang mengobrol dengan 2 temannya yang juga berpakaian kurang lebih sama seperti desi.
Malam ini cerah sekali, bintang-bintang bertaburan di langit. Angin sepoi-sepoi membuat rambut panjang desi semakin tak terkendali. Ike yang juga lagi asik bermain dengan rambutnya bertanya kepada desi.
"Desi rambut kamu bagus banget, lembut, jatuhnya juga rapi pasti kamu tiap hari creambath yah". Dengan nada yang enteng seakan cuek dengan pertanyaannya Ike, Desi pun menjawab dengan mudah.
"enggak kok cuma pake shampo".
Keadaan sejenak menjadi hening, tak banyak lagi kata-kata yang keluar dari mulut Desi, Ike atau pun Tata. Suasana sekitar masih rame dengan kendaraan yang tak ada habisnya melewati jalan ini dan juga disamping kanan kiri jalan tak sepi dari anak-anak muda. Dari sebrang jalan, Angga, Anton dan Deden masih asik melihati kemolekan tubuh cewek-cewek yang berpakaian seksi disana-sini khususnya Desi dan teman-temanya.
Angga dan teman-temannya yang bergairah dengan keadaan sekarang hilang kendali dan tanpa rasa malu mereka mendatangi Desi dan teman-temannya. Kemudian mereka berkenalan satu sama lain. Sesuai dengan jumlah mereka Angga berpasangan dengan Desi, Deden dengan Ike, dan Anton dengan Tata. Mereka mulai akrab mengobrol bercanda kemudian saling bertukar nomer handphone.
Desi dan teman-temannya saat ini bersekolah di SMA NEGERI TRIKORA 5 di daerah Jakarta Pusat. Sedangkan Angga dan teman-temannya di SMA NEGERI WIDIANDA 205 Jakarta di daerah Jakarta Selatan dekat dengan gedung olahraga SENAYAN. Sudah sejak lama sekali sekolah mereka saling bermusuhan, terakhir saat mereka duduk di kelas satu masing-masing angga atau desi, saat itu sebulan setelah mereka masuk sekolah tawuran pecah diantara kedua belah pihak sekolahan tersebut hingga menimbulkan korban di pihak SMA widianda. Dan saat ini mereka secara tak sadar sedang mencari masalah, selayaknya bom waktu mereka bermain-main dengan pelatuk yang setiap saat bisa meledak.
"Malam yang melelahkan setelah masalah tadi siang yang membuatku pusing, akhirnya aku bisa bersenang-senang kembali". udara di dalam kamar membuat angga kepanasan, angga pun membuka bajunya dan menggantungkannya di gantungan yang ada di balik pintu.
"Kenapa hatiku senang sekali ya"? angga membatin sambil tiduran di kasur tidurnya sambil telentang.
"Aku tak menyangka, ternyata desi itu selain sangat cantik baik juga orangnya". Sama seperti yang dirasakan anton dan deden, mereka juga senang berkenalan dengan ike atau tata.
Mereka jatuh cinta. Hati mereka sedang berbunga-bunga, tak beda dengan anak muda misterius kelas 3 ipa 1 yang pernah bertanya kepada tika tentang sinta. Pemuda itu sedang jatuh cinta dengan sinta, namun belum berani mengungkapkannya langsung didepan sinta, hanya memperhatikannya dari jauh dan kadang mencuri foto sinta dari Kejahuan dengan kamera DSLR nya, pemuda ini mempunyai hobi fotografi dan ia mempunyai cita-cita yaitu menjadi fotografer yang hebat. Hari ini rabu 23 maret 2005 , saat pemuda itu memulai aksinya mencuri foto sinta lagi.
"Panas sekali siang hari ini, sinta keluar atau tidak ya jangan-jangan dia tetap tinggal dikelas istirahat nanti". Batin pemuda ini saat pelajaran sedang berlangsung dan guru sedang serius memberikan penjelasan.
Tettttt tettttt tetttttt bunyi bel tiga kali menandakan jam istirahat, setelah guru keluar kelas pemuda ini langsung keluar kelas juga dengan kameranya langsung berlari mendekat ke kelasnya sinta. Beberapa menit pemuda ini terus menunggu sinta, udara sangat panas dengan angin yang sama sekali tak dirasakan duduk di taman dari kejahuan terus mengamati pintu, berharap sinta keluar dengan senyumanya yang manis.
"Kenapa aku sangat gelisah sekali, aku takut hari ini aku tak melihat dia. Aku begitu terus merindukannya aku jatuh cinta sama dia tapi kenapa aku tidak punya keberanian sama sekali untuk mengungkapkannya".
Menit demi menit terus menunggu, sesekali melihat handphone karena begitu bosannya. Menunggu itu sangat membosankan, apalagi tak ada satupun teman yang menemani.
"Aduh lama banget yah sinta kok gak keluar-keluar aku sudah setengah jam nih nunggu, 15 belas menit lagi bel masuk nih aduh". Akhirnya apa yang di tunggu-tunggu kini di depan mata,
"nah itu dia sinta", pemuda ini sangat senang sekali saat sinta sedang jalan di depan kelasnya menuju kantin, dari kejahuan terus memotret tanpa henti.
"Hai desi kamu lagi ngapa, lagi istirahat yah". Angga yang menelpon desi saat istirahat pertama.
"Iya nih lagi istirahat, kenapa angga, kamu masih inget sama aku, kirain udah lupa".
"Enggak kok mana bisa aku lupa sama kamu, kamu kan cantik. Nanti malem kita ketemuan ya".
" Ah kamu bisa aja, kenapa kok kamu mau ketemu, lagian kamu mau ketemu dimana".
" Enggak kok cuma lagi kangen nih hehehe". Angga yang saat itu sangat bersemangat ingin bertemu dengan desi, sangat kegirangan.
"Iya, nanti aku jemput, kamu maunya di jemput dimana".
"Di gang rumah aku yah, kalau bisa jangan terlalu malem, takut gak di di kasih ijin sama nyokab". Desi yang masih terkejut karena cowok kenalannya tiba-tiba menelfonnya dan mengajaknya jalan, langsung mengiyakan ajakan angga.
"Panas sekali yah, aku mau keluar dulu deh. Tika aku mau ke kanten, panas banget aku mau beli minum kamu mau ikut gak.ayok anterin aku"?
"Eggak ah,,panas banget di luar, kamu beli minum sendiri aja ya". Tika menolak ajakannya sinta karena memang tika sangat sensitif dengan sinar matahari, tika sangat paranoid dengan panasnya matahari karena takut kulitnya akan menjadi hitam jika terkena sinarnya.
"ya sudah aku keluar sendiri aja, kamu mau nitip sesuatu gak"???
"Iya aku nitip pop ice ya rasa melon".
“Mana duitnya,,"?
"ah kamu sinta masih pelit aja, ya udah nih kembaliannya sekalian beliin gorengan ya"? Sinta berjalan menuju kanteen dengan terburu-buru namun sinta merasa ada yang aneh.
"kok ada yang aneh ya"? Sinta merasa ada yang sedang mengawasinya dari kejahuan tapi tak tau darimana asalnya, pemuda itu yang masih asyik mencuri-curi foto sinta saat sinta mengarahkan pandangannya ke dia,pemuda ini langsung menoleh, langsung mengarahkan kameranya ke arah lain dengan salah tingkah dia membalik badannya,,,dokkkk,,,kameranya menabrak batang pohon. Sinta tak menghiraukannya tetap menuju ke kanteen.
"Aku mau beli apa ya,,,aduh beli es aja deh". Ada sesuatu yang mengganggu pikiran sinta.
"Angga kemana aja ya,,dari pagi aku gak ngelihat dia". Sinta membatin dan sesaat sadar untuk apa dia memikirkan angga, angga sudah menjadi masa lalu aku akan melupakannya batin sinta terus bergejolak melawan hatinya. Sambil menunggu es pesanannya jadi, sinta memikirkan hal tersebut dan menyibukkan dirinya memilah-milah jajanan padahal pikirannya sedang memikirkan angga. Sejak siang itu sinta lebih menutup diri, jarang sekali dia duduk atau nongkrong di luar kelas saat istirahat pelajaran semata-mata hanya untuk menghindari bertatap mata dengan angga.
Didalam kelas tika masih menunggu.
"sinta lama banget sih,beli makanan di hongkong apa ya haduh. Mana sendirian lagi di kelas" tak lama kemudian sinta kembali. Sinta diam kemudian bertanya kepada tika.
"Tika tadi pas dikantin aku jadi inget angga,beberapa hari ini aku gk pernah ngelihat dia tau ngmong-ngomong dia kemana ya" .tika mengungkapkan isi hatinya uneg-unegnya kepada tika. Tika pun menjawab dengan kesal.
"kamu ngapain mikirin dia, dia itu cowok brengsek padahal kamu sendiri sudah tau dia begitu kenapa masih di pikirin coba" tika mencoba menjelaskan.
"iya tika aku tahu tapi aku sayang sama dia"sinta masih kekeh dengan hatinya.
"ya udah lah terserah kamu, kamu emg udah gila ya buat apa coba dipikirin terus". tika masih kesal kemudian sinta bercerita saat dia sedang berjalan menuju kantin dia merasa ada yang mengawasinya sinta menceritakan semuanya kepada tika. Tika mungkin tau kalau yang mengawasi sinta itu bisa jadi pemuda itu atau barangkali malah si angga brengsek. bell masuk pun berbunyi menandakan jam istirahat sudah selesai murid-murid pun bergegas masuk kelas dan duduk di tempat mereka masing-masing. tak lama kemudian guru masuk, pak andi guru yang baik sekaligus wali kelas 3 ips 2.
"siang anak-anak, gimana sudah kenyang semua tadi istirahat" dengan gaya mengajarnya yang santai pak andi sangat disukai oleh anak-anak, dia megajar pelajaran kesenian. pak andi sangat menyatu sekali dengan murid-muridnya, dia bisa mengetahui seorang murid yang mempunyai masalah kemudian dia menasehati memberikan jalan keluar yang bijak agar masalah-masalah yang di hadapi bisa di selesaikan.
0 Response to "Forefer LOve"
Post a Comment