Aku dan Perubahan (Kisah Seorang Pendamping Lapangan Waria)
Saya adalah seorang Waria yang jauh akan informasi tentang
kesehatan pada awalnya. Saya tak pernah tahu tentang kesehatan seksual,
bagaimana cara merawatnya dan apa yang menyebabkan seseorang menjadi
sakit. Yang saya tahu hanyalah, bagaimana saya harus mencari uang dengan
menjadi pekerja seks atau sebagai pengamen jalanan. Memang pada masa
itu saya tak pernah terjangkau oleh akses informasi yang dilakukan oleh
petugas lapangan yang bekerja pada berbagai lembaga. Saya juga tidak
pernah tahu bahwa sebenarnya ada organisasi yang menangani kesehatan
waria secara khusus.
Hingga pada suatu saat saya bertemu seorang waria yang bekerja
sebagai petugas lapangan di Yayasan Srikandi, yayasan yang menjangkau
komunitas waria melalui program kesehatan. Dia memberikan penyuluhan
terhadap saya tentang apa itu Infeksi Menular Seksual (IMS), cara
penularannya, dan cara pencegahannya. Dia juga menganjurkan saya untuk
melakukan pemerikasaan rutin minimal satu kali dalam tiga bulan karena,
dia tahu saya beresiko akan penyakit itu.
Dengan adanya dia yang selalu memberikan informasi, saya menjadi lebih peduli terhadap kesehatan. Saya juga membagikan informasi yang saya dapatkan kepada teman-teman saya. Tak lupa saya mengajak teman-teman saya untuk cek kesehatan rutin di sebuah klinik. Saya juga sering diundang untuk ikut berdiskusi membahas tentang kesehatan, di yayasan tersebut.
Suatu ketika yayasan tersebut mengadakan edutainment dengan tema pemilihan Miss Waria Remaja Peduli HIV dan AIDS se Jakarta Timur dimana saya menjadi salah satu pesertanya. Meskipun hanya bisa masuk ke 5 besar, saya sangat senang sekali. Semua peserta ditantang dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kesehatan seksual.
Tahun 2008 yayasan tersebut menawarkan saya untuk ikut bergabung menjadi petugas lapangan di sebuah program tentang kesehatan waria remaja. Dan saya menjangkau waria remaja di daerah Jakarta Timur. Tidak mudah untuk saya menjangkau komunitas yang belum peduli terhadap kesehatan dirinya. Komunitas yang sellau mengamini anggapan masyarakat bahwa, mereka adalah penyebar penyakit, pendosa, bahkan pembawa sial. Anggapan yang membuat mereka hanya bersifat pasrah.
Adapun kegiatan yang kami lakukan di yayasan meliputi diskusi bulanan, diskusi hotspot, dan pendampingan/advokasi, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang kesehatan seksual untuk waria remaja di Jakarta. Hingga tahun 2010 akhirnya pengurus-pengurus program untuk waria remaja memisahkan diri dari Yayasan Srikandi. Pilihan itu semata untuk mendorong kemandirian kami dalam merintis program-program yang lebih dinamis bagi para waria remaja seperti, meningkatnya pengetahuan dan pemahaman komunitas Waria mengenai kesehatan, gender, seksualitas dan HAM.
Dengan adanya dia yang selalu memberikan informasi, saya menjadi lebih peduli terhadap kesehatan. Saya juga membagikan informasi yang saya dapatkan kepada teman-teman saya. Tak lupa saya mengajak teman-teman saya untuk cek kesehatan rutin di sebuah klinik. Saya juga sering diundang untuk ikut berdiskusi membahas tentang kesehatan, di yayasan tersebut.
Suatu ketika yayasan tersebut mengadakan edutainment dengan tema pemilihan Miss Waria Remaja Peduli HIV dan AIDS se Jakarta Timur dimana saya menjadi salah satu pesertanya. Meskipun hanya bisa masuk ke 5 besar, saya sangat senang sekali. Semua peserta ditantang dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kesehatan seksual.
Tahun 2008 yayasan tersebut menawarkan saya untuk ikut bergabung menjadi petugas lapangan di sebuah program tentang kesehatan waria remaja. Dan saya menjangkau waria remaja di daerah Jakarta Timur. Tidak mudah untuk saya menjangkau komunitas yang belum peduli terhadap kesehatan dirinya. Komunitas yang sellau mengamini anggapan masyarakat bahwa, mereka adalah penyebar penyakit, pendosa, bahkan pembawa sial. Anggapan yang membuat mereka hanya bersifat pasrah.
Adapun kegiatan yang kami lakukan di yayasan meliputi diskusi bulanan, diskusi hotspot, dan pendampingan/advokasi, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang kesehatan seksual untuk waria remaja di Jakarta. Hingga tahun 2010 akhirnya pengurus-pengurus program untuk waria remaja memisahkan diri dari Yayasan Srikandi. Pilihan itu semata untuk mendorong kemandirian kami dalam merintis program-program yang lebih dinamis bagi para waria remaja seperti, meningkatnya pengetahuan dan pemahaman komunitas Waria mengenai kesehatan, gender, seksualitas dan HAM.
Social sharing
0 Response to "Aku dan Perubahan (Kisah Seorang Pendamping Lapangan Waria) "
Post a Comment